Evolusi Hak dalam Teori Liberal

Pembicara: Rocky Gerung, Ignas Kleden

Moderator: Selamat malam. Assalamualaikum. Ini adalah diskusi ramadhan terakhir yang diadakan Freedom Institute. Pada malam ini kita akan berdiskusi buku Ian Shapiro “Evolusi Hak dalam Teori Liberal.” Ini adalah buku kedua Shapiro yang diterjemahkan oleh Freedom. Buku sebelumnya adalah “Moral Foundations of Politics.” Ian Shapiro adalah pemikir politik atau filosof politik yang terkemuka. Dia sangat terkenal dan belakangan ini menulis banyak buku. Sekitar 8 – 9 buku.

Buku ini adalah buku penting dalam filsafat politik. Kalau kita lihat judul buku ini, tampak bahwa Shapiro sangat ambisius. Ia berusaha menjelaskan tentang evolusi hak, dan ini adalah tema penting dalam filsafat politik. Dia berfokus pada 4 filosof, yaitu Rawls, Nozick, Locke, dan Hobbes.

Jadi ada beberapa filosof penting yang juga mendiskusikan hak tapi tidak dibahas oleh Shapiro, seperti Kant dan Hegel. Menurut Shapiro, kalau kita bicara tentang hak, ada 4 pertanyaan penting yang harus dijawab: pertama adalah subyek hak. Kedua adalah substansi hak. Ketiga landasan hak. Keempat adalah tujuan hak, untuk apa hak itu diberikan atau dibela.

Pada malam ini kita akan mendiskusikan hal-hal yang sangat mendasar. Untuk diskusi kali ini kita akan kedatangan 2 pembicara: pertama adalah Ignas Kleden. Beliau adalah sosiolog yang pernah mendapat penghargaan dari Freedom Institute. Kedua adalah Rocky Gerung. Dia ini adalah dosen filsafat di UI. Sambil menunggu Ignas, saya persilahkan Rocky untuk memberikan presentasinya. Rocky Gerung: Terima kasih. Selamat malam.

Saya tidak tahu apakah kita semua telah membaca buku ini dan karena itu bisa berdebat secara produktif. Atau kita hanya akan mengkonsumsi buku ini di sini. Kedua, mengenai kegunaan diskusi seperti ini. Kita sekarang ini merasa sesak nafas, tapi kita tidak bisa eksplisitkan bentuk sesak nafas itu. Ini dua kondisi yang ingin saya atasi secara instan.

Apa yang penting adalah bahwa diskusi seperti ini bisa dikaitkan dengan soal praktis dalam politik. Dari awal kita harus perhatikan soal ini karena kalau diskusi teoretis macet, kita bisa pindah ke diskusi yang bersifat kekinian. Ini ada konsekuensinya. Konsekuensinya adalah bahwa keinginan untuk mengkonsumsi hal-hal akademis yang abstrak menjadi tertunda karena kebutuhan akan hal-hal yang lebih konkret. Sinisme yang biasa muncul adalah untuk apa ngomong teori, untuk apa ngomong filsafat.

transkrip diskusi unduh

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.