Diskusi dengan Paul Knitter: "Tantangan Pluralisme bagi Agama-Agama"

Pada Rabu 31 Mei 2006 silam, Freedom Institute menyelenggarakan diskusi publik bertema "Tantangan Pluralisme bagi Agama-Agama"

Diskusi ini menghadirkan dua pembicara, Professor Paul Knitter, seorang ahli studi agama dari Xavier University, Cincinnati, Amerika Serikat, dan Dr Ioanes Rahmat, Dosen Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta. Diskusi berlangsung dalam bahasa Inggris.

Sekitar 70an peserta memadati diskusi yang dipandu Trisno Sutanto, aktivis dari Madia, Jakarta. Dalam diskusi itu, Knitter banyak bercerita tentang pengalaman pribadinya sebagai seorang Katolik dan perjalanan hidupnya sehingga ia memeluk pluralisme. Ia mengaku cukup lama berada dalam keyakinan bahwa “tidak ada keselamatan di luar kekristenan.” Inetraksinya yang intensif dengan pemeluk berbagai agama dunia membuka matanya untuk membangun sebuah teologi baru yang berlandaskan pada toleransi dan pluralisme.

Dalam makalahnya yang dibuat khusus untuk merespon Knitter, Ioanes Rahmat menekankan pentingnya dialog berdasarkan kesamaan persoalan (common problem) yang dihadapi umat manusia, dan bukan berdasarkan ayat-ayat atau sabda kitab suci. Menurut Ioanes, dialog yang dibangun berdasarkan kesamaan dan kepentingan manusiawi lebih kokoh dan lebih efektif ketimbang dalil-dalil teologi.

Knitter berada di Indonesia dalam rangka mengisi workshop tiga hari yang diselenggarakan Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), Yogyakarta. Dia berada di Jakarta selama seminggu untuk mengisi ceramah di beberapa tempat.

06/13/2006 04:13:10



 

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.