Forum Freedom: Kampanye Pilkada Jakarta

 Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Hamid Basyaib (HB): Halo. Selamat pagi saudara-saudara. Anda bersama saya, Hamid Basyaib, dalam acara Forum Freedom, sebuah acara yang disponsori oleh Freedom Institute bekerja sama dengan Kantor Berita Radio 68 H dan dipancarkan ke beberapa puluh radio lain di seluruh Indonesia.

Tamu saya pagi ini adalah Dr. Rizal Mallarangeng. Selamat pagi Bung Celi. Dia adalah direktur eksekutif Freedom Institute. Kali ini kita akan berdiskusi tentang kampanye Pilkada Jakarta. Saya akan memberi sedikit latar belakang. Pilkada Jakarta akan digelar beberapa bulan lagi. Untuk pertama kali Jakarta akan memilih Gubernur secara langsung. Karena Jakarta adalah Ibu Kota maka fenomena ini akan menarik sekali. Sementara itu calon-calon belum muncul karena belum ada pencalonan resmi dari partai-partai.

Menariknya, meski mereka belum merupakan calon resmi, tampaknya kampanye mulai mereka gelar. Nah, sekarang pertanyaannya yang lebih mendasar. Apa sebenarnya tujuan dan fungsi kampanye. Celi: Sebelum ke sana, kita lihat di koran-koran beberapa calon yang muncul dan sudah melakukan kampanye. Yang paling sering muncul sekarang adalah Fauzi Bowo, wakil gubernur sekarang. Ada juga Dorojatun yang dicalonkan PKS. Ada juga Agum Gumelar yang disebut-sebut. Ada juga Sarwono Kusuma Atmaja.

Melihat nama-nama ini saya tidak merasa ada sesuatu yang baru. Ada Faisal Basri, tapi tampaknya dukungannya kecil. Ini pola yang baku dalam pilkada. Para wagub, birokrat mencalonkan diri. Yang menarik, adalah munculnya Rano Karno. Dia non-politisi, dari dunia selebriti. Dia menjadi personifikasi tokoh baru yang muncul. Saya tidak tahu apakah dia orang betawi, tapi dari dulu dia adalah pemeran Si Doel Anak Betawi. Kita tidak tahu apakah masih ada tokoh lain yang muncul, tapi sekarang masyarakat diminta untuk memilih salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin daerah pemerintahan ibu kota.

Karena itu dalam proses memilih perlu ada kampanye. Terus terang sampai sekarang tidak ada yang tahu apa maunya tokoh-tokoh ini dalam memerintah Jakarta. Mereka belum kampanye resmi. Fauzi Bowo dalam kampanye tidak resminya yang dimunculkan adalah Narkoba. Sekarang kan tidak boleh peraturannya untuk mengatakan programnya ini dan ini. Karena itu kampanye yang ada kan kampanye terselubung. Ini adalah salah satu cara memperkenalkan diri. Dalam kasus Fauzi Bowo, sebagai wagub dia kurang dikenal. Yang lebih dikenal adalah gubernurnya. Jadi wajar kalau tim kampanye Fauzi memperkenalkan siapa dia, tapi belum programnya.

HB: Kalau kita lihat, ada banyak poling di Jakarta tentang hal ini. Saya tidak tahu berapa persisnya angkanya, tapi dapat dipastikan bahwa yang paling populer adalah Pak Agum Gumelar. Hampir 100% orang Jakarta kenal dia.

Celi: Memang syarat untuk dipilih adalah dikenal, kemudian disukai. Ini dua hal yang berbeda. Tapi untuk disukai kan harus dikenal dulu. Jadi saya kira, kalau paling dikenal, saya kira Rano Karno. Tapi kalau untuk dipilih, ini Rano harus ada transisi image. Skor Rano memang tinggi, tapi masyarakat kita masih melihat bekas pejabat sebagai aspek penting untuk memimpin pemerintahan. Saya tidak tahu persis angkanya. Tapi saya kira antara satu kandidat dengan kandidat yang lain angkanya tidak terlalu jauh.

Tapi sampai sekarang belum tahu siapa kira-kira yang akan menang. Namun apa yang paling penting dalam pilkada dan juga dalam pemilu di Indonesia adalah faktor individu, faktor person yang menjadi kandidat. Dalam pilkada kayak gini kan yang paling penting media massa. Televisi yang paling utama. Jadi kita lihat apa yang akan terjadi. Masih terbuka waktunya. Tapi yang jelas peran partai hanya ada pada saat pencalonan. PKS kan dominan. Tapi tidak berarti calon PKS akan langsung menang. Saya malah memperkirakan bahwa calon PKS, Dorojatun, akan kalah. HB: Anda menyinggung soal fungsi partai. Ini menarik. Perannya kecil dalam konteks pilkada langsung.

Celi: Ya. Di semua pilkada peran partai hanya saat pencalonan. Setelah pencalonan, yang paling penting adalah sang aktornya sendiri. Jadi bisa saja partainya kecil tapi dia akan menang. Contohnya adalah SBY dan Partai Demokrat. HB: Konkretnya, jika partai A mencalonkan si B, maka belum tentu semua pengikut partai A akan memilihnya.

Celi: Pasti itu. Para pendengar kan tahu sendiri kalau dia mencoblos partai A, misalnya Golkar, itu tidak langsung calon yang disodorkan Golkar akan dia pilih. Dia akan lihat dulu. Ini menurut saya sesuatu yang positif. HB: Positif dalam arti apa.

Celi: Karena pemilih bisa melihat sendiri dan memilih sendiri calonnya. Ini bedanya pemilihan langsung dan tidak langsung. Di sini pemilih bisa lebih matang memilih, dan kandidat juga harus lebih mempersiapkan dirinya, tidak hanya bergantung pada partai. Karena itu buat masyarakat Jakarta yang paling penting adalah berpikir tentang apa yang paling diperlukan. Kalau saya, saya akan memilih gubernur yang bisa mengatasi masalah kemacetan di Jakarta. Juga banjir, sampah, kebersihan, masalah air bersih di Jakarta. Saya tidak peduli dia bisa yang lain-lain. Dua aja kemampuan dia yang paling penting.

HB: Apa dua itu menurut anda.

Celi: Kemacetan lalu lintas dan masalah banjir. Satu lagi kebersihan. Yang lain-lain menyusul. Lapangan kerja dan lain-lain itu menyusul. Semua orang sudah muak dengan kemacetan. Bukan saja karena pusing, tapi juga karena boros. Boros bensin dan waktu. Ini kan akhirnya membentuk pola hidup kita. Belum lagi kalau musim hujan diperparah dengan masalah banjir. Ini harus diselesaikan. Dan itu adalah fungsinya pilkada dalam demokrasi. Fungsi yang lain lain menyusul.

HB: Ok. Saudara, anda masih bersama saya, Hamid Basyaib, dalam Forum Freedom dan kita akan beristirahat sebentar. Dan akan kita lanjutkan setelah yang satu ini.

***

HB: Selamat pagi kembali, saudara-saudara. Kita masih dalam acara Forum Freedom. Tamu kita masih yang tadi, yakni Dr. Rizal Mallarangeng. Tadi kita berbicara tentang prioritas apa saja yang perlu diselesaikan jika para kandidat ingin menjadi gubernur. Celi tadi menyebut 3 hal. Pertama kemacetan, kedua banjir, dan ketiga kebersihan. Nah, sekarang yang menarik, kalau anda mengharap ketiga hal itu pada calon gubernur nanti, bagaimana anda melihat ketiga hal ini pada gubernur-gubernur yang lalu. 

 

Transkrip unduh

Audio klik

05/11/2007



 

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.