Apa Kata Mereka?

 

“Di kalangan kaum muda, kehausan akan gagasan dan inspirasi merupakan suatu hal yang cenderung diabaikan oleh para analis sosial dan tidak ditulis oleh para jurnalis. Hal ini patut disayangkan, karena dari kehausan seperti itulah para pemimpin politik, intelektual publik,  aktivis sosial di dunia ketiga meneguhkan diri mereka. Di Jakarta, anda  bisa melihat fenomena itu dalam seminar, diskusi, dan peluncuran buku yang digelar di Freedom Institute.“

Goenawan Mohamad, Sastrawan.

 

“Budaya politik Indonesia dapat dikatakan merupakan salah satu budaya  yang paling menentang gagasan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama dapat dihasilkan oleh pasar terbuka. Dengan para pemikirnya yang mumpuni, publikasi yang bagus, diskusi dan seminar yang mendalam, serta rekomendasi kebijakannya yang cemerlang, Freedom Institute telah membuat suatu kemajuan yang nyata dalam mengikis penentangan ini dan dengan demikian memajukan kebebasan.”

R. William Liddle, ilmuwan politik dari The Ohio State University

 

“Sejak berdiri pada 2001 Freedom Institute sangat aktif dalam mensponsori dan menyelenggarakan penelitian, seminar, pelatihan,  penerjemahan buku dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, serta penerbitan buku-buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Freedom  Institute juga membangun sebuah perpustakaan yang terbuka untuk umum dengan koleksi lebih dari 8000 buku. Melalui berbagai kegiatannya, Freedom Institute memberikan suatu sumbangan besar pada masyarakat  Indonesia dalam menyebaluaskan gagasan tentang demokrasi, nasionalisme and ekonomi pasar.”

Thee Kian Wie, ahli ekonomi, peneliti LIPI.



“Di negeri yang serba setengah-setengah, Ketika berbagai hal tak sebaik tampaknya, Juga tak seburuk tampaknya, Freedom Institute coba menjaga sebuah hak yang sebagian besar orang baru sadar hanya ketika ia hilang.“

Nono Anwar Makarim, Ketua Yayasan Aksara.

 

“Pada zaman ketika kebebasan dan martabat manusia terancam oleh fanatisme ideologis dan intoleransi, kejamnya keserakahan ekonomi,  penindasan, serta korupsi yang tak mengenal batas, kita sangat membutuhkan suatu organisasi seperti Freedom Institute. Lembaga ini  menganggap kebebasan sebagai nilai utama martabat manusia. Dengan mendorong keterbukaan dan iklim intelektual yang memajukan wacana publik, dan dengan menyediakan begitu banyak informasi bagi publik, Freedom Institute menjadi salah satu pilar terpenting masyarakat sipil Indonesia.“

Franz Magnis-Suseno, filsuf di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

 

“Melalui diskusi, seminar, perpustakaan, dan penerbitan bukunya, Freedom  Institute telah menjadi salam satu pemain utama dalam wacana demokrasi dan liberalisme ekonomi di Indonesia. Freedom Institute telah banyak membantu saya dan banyak peneliti lainnya, dan memungkinkan kami menjadi bagian dari jaringan pemikiran dan gagasan intelektual yang sangat dinamis.“

Julie Chernov, University of Colorado-Boulder, Ilmu Politik.

 

“Freedom Institute menjadi tempat utama bagi saya untuk menyelesaikan penelitian doktoral saya. Selain koleksi buku perpustakaan Freedom Institute yang sangat bagus, staf-stafnya sangat terdidik dan mempunyai banyak hubungan dengan tokoh-tokoh penting di Indonesia sekarang ini. Sponsor dan para pekerja Freedom Institute sangat layak dipuji karena sumbangsih mereka yang begitu besar bagi masyarakat sipil Indonesia.“

Thomas Pepinsky, Yale University, Ilmu Politik.

 

“Freedom Institute adalah harta yang tak-ternilai. Berbagai macam program dan kegiatannya sangat membantu mahasiswa-mahasiswa doktoral dalam melakukan penelitian yang mendalam. Dukungan dari Freedom Institute memungkinkan saya menyelesaikan bidang kajian saya dengan lebih efisien dan efektif. Untuk itu semua, saya sangat berterima kasih.“

Jennifer L. Epley, University of Michigan, Ilmu Politik.